Buntut Tragedi di Kanjuruhan, PSSI Berharap FIFA Tak Jatuhkan Sanksi
Jakarta- bakinonline.com
Dalam Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur di Liga Pekan ke-11 Liga 1 2022 antara Arema FC Vs Persebaya Surabaya dengan hasil sekor 3-2 untuk Persibaya terakhir ricuh. Diketahui sebanyak 125 orang dinyatakan meninggal dunia dan sejumlah lainnya dinyatakan mengalami luka.
Penyebab jatuhnya korban jiwa diduga karena massa panik usai pihak keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribune. Sehingga mereka berusaha menyelamatkan diri untuk keluar dari Stadion, namun mereka tertahan di pintu karena pintu kearah keluar tidak dibuka semuanya saat kejadian.
Sebelumnya, beberapa suporter Arema masuk ke lapangan untuk meluapkan kekecewaannya setelah Arema dikalahkan Persebaya yang notabene merupakan klub rival. Aksi itulah yang memantik aparat menembakkan gas air mata yang diarahkan langsung ke kerumunan yang ada di tribune.
Dengan kejadian itu, PSSI berharap Indonesia tak terkena dampaknya dengan mendapat sanksi dari FIFA. Sebab saat ini sepakbola Indonesia sedang menunjukkan perkembangan positif jika mengacu ke Timnas Indonesia.
“Tadi malam dan pagi Wakil Sekjen (Maaike Ira Puspita) sudah berkomunikasi dengan FIFA, bahkan tadi pagi sudah memberikan laporannya karena FIFA meminta untuk diberikan laporannya, karena ini kejadian yang sangat luar biasa,” kata Sekjen PSSI Yunus Nusi, saat memberikan keterangan di Jakarta, Minggu (2/10).
“Saya dan Wasekjen membangun komnikasi dengan FIFA dan tentu kami sangat berharap ini tidak menjadi rujukan dan landasan dari FIFA untuk mengambil keputusan-keputusan yang tidak baik dan tidak menguntungkan untuk Indonesia dan PSSI khususnya,” paparnya.
Pasca kejadian itu, ada kekhawatiran Indonesia bakal dijatuhi hukuman dari induk sepakbola dunia tersebut. Jika terjadi, maka Indonesia akan sangat dirugikan imbas dari Tragedi Kanjuruhan.
Timnas Indonesia misalnya yang akhirnya lolos ke Piala Asia 2023 dan menang atas lawan kuat yakni Curacao. Kemudian Timnas Indonesia U-20 lolos ke Piala Asia U-20 2023.
Selain itu, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Jika sanksi FIFA dijatuhkan, ada kemungkinan Timnas Indonesia, Timnas U-20, dan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan terkena dampaknya.
“Kami tetap melakukan komunikasi dan akan menyampaikan laporan (ke FIFA) bahwa seperti yang kawan-kawan ketahui, ini bukan sebuah perkelahian antar suporter. Ini bukan sebuah kerusuhan yang saling memukul yang saling bertikai,” kata Yunus Nusi mantan Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kalimantan Timur itu..
Lebih lanjut, “Ini kejadian dan korban lebih kepada tertumpuknya dalam sebuah pintu yang di pintu tersebut terjadi kerumunan bahkan puluhan ribu yang tentu kita tahu dengan desak-desakan akhirnya ada yang terinjak, ada yang jatuh. Itulah yang terjadi di tragedi Kanjuruhan tersebut,” katanya.
“Sekali lagi, bahwa Tragedi Kanjuruhan bukan perkelahian antar-suporter, bukan rivalitas antar masyarakat antar suporter atau antar penonton. Ini kejadian yang berdesakan-desakan keluar dari pintu yang di dalamnya puluhan ribu penonton yang berkeinginan untuk keluar sehingga terjadi tragedi tersebut,” pungkasnya.
(jon/red.bkn/d)