Konsekwensi, “Pakaian Adat Harus Mencerminkan Jiwa Luhur Bagi Pemakainnya”
Nasional – www.bakinonline.com
Pakaian adat dimaknai sebagai busana yang mengekspresikan identitas suatu kelompok masyarakat tertentu dan dikaitkan dengan wilayah geografis atau periode waktu dalam sejarah.
Pakaian adat seringkali menjadi simbol budaya, karakter penduduk daerah, keyakinan penduduk daerah, dan histori. Selain itu, pakaian adat sering digunakan untuk memperingati perayaan hari besar, menunjukkan atau menentukan peran seseorang sebagai identitas tiap daerah tertentu.
Pakaian adat juga dapat menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama. Setiap daerah di Indonesia memiliki pakaian adat yang berbeda-beda dan merupakan identitas setiap daerah.
Untuk perayaan HUT ke-78 RI di Istana Merdeka digelar lomba pakaian adat, dalam acara itu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono hadir dalam acara itu memakai baju adat Kawasaran dari Minahasa, Sulawesi Utara. (Foto: dok. YouTube Sekretariat Presiden)
Tak disangka Kaesang menjadi salah satu dari lima orang pemenang dengan busana terbaik di perayaan itu. Ketika namanya disebut, Kaesang Pangarep salting dan tertawa malu-malu menjadi pemenang. Sedangkan Erina Gudono tampak tertawa ke arah sang suami dengan wajah ‘pura-pura’ kalem dan terlihat menahan tawa
Kemudian Kaesang bersama para pemenang lainnya maju ke depan mimbar kehormatan guna menerima hadiah sepeda dari Presiden Joko Widodo.
Kaesang pun berfoto bersama dengan empat pemenang lainnya di depan mimbar kehormatan bersama sepeda mereka masing-masing. Pemenang busana terbaik tahun ini, ada Raja Amarasi (paling kanan) dengan pakaian adat NTT, Greti (sisi kiri Raja Amarasi) pakaian adat Bengkulu, Kohar (sisi kiri Greti) dengan baju adat Banyuwangi, Sri Mulyani (sisi kiri Kohar) dengan pakaian adat Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, dan Kaesang Pangarep dengan pakaian adat Minahasa.
Arti filosofis ini dijelaskan oleh istri Kaesang, Erina Gudono, lewat akun Instagramnya, @erinagudono. Erina menjelaskan bahwa pakaian adat ini biasanya dipakai untuk Kawasaran.
“Kawasaran adalah tradisi leluhur Suku Minahasa Sulawesi Utara dan merupakan tarian Ksatria Minahasa yang disebut ‘Waraney’,” kata Erina dalam unggahannya, Kamis (17/8/2023).
Lebih lanjut, Erina menuturkan bahwa mulanya Kawasaran dilakukan untuk menjalankan ritual Mahsasau. Adapun kawasaran berarti melindungi tanah hingga kehidupan.
“Kawasaran ‘kawak’ yang berarti ‘melindungi’ dan ‘asaran’ yang berarti ‘sama atau berlaku seperti’ artinya, Kawasaran menjadi sama seperti leluhur di masa lalu, menjadi pelindung tanah, pelindung negeri, pelindung kehidupan,” ungkapnya.
Erina mengungkapkan alasan ia dan Kaesang memakai baju adat ini. Salah satunya untuk menghormati para kesatria bangsa.
“Kami memakai baju kawasaran sebagai lambang penghormatan kami kepada para WARANEY (ksatria) bangsa yang telah berjuang melawan penjajah. Kami nyalakan jiwa muda ksatria WARANEY untuk melanjutkan perjuangan memajukan bangsa,” ungkapnya.
Dalam cara lomba busana adat itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani jugamasuk dalam 5 besar sebagai pemenang. Berikut ini daftar para pemenang buasana adat :
- Raja Amarasi, Pakaian Adat NTT
- Grety, Pakaian Adat Bengkulu
- Kohar, Pakaian Adat Banyuwangi
- Kaesang Pangarep, Pakaian Adat Minahasa, Sultra
- Menkeu Sri Mulyani, Pakaian Adat Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT
Mang Coment, “Pakaian adat merupakan pakaian tradisional dari daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai nilai filosofis yang tinggi yang harus dijaga dan dihormati. Bagi siapapun yang mengenakan pakaian adat harus dapat menjaga perilaku yang luhur dan harus menjadi panutan bagi masyarakat atau orang yang melihatnya,“
“Pakaian adat janganlah dipakai untuk melakukan pekerjaan dan perbuatan yang tercela, harus jujur, kesatria, amanah, agar tidak mencederai nilai-nilai filosofis yang terkandung didalamnya,” kata mang Coment.
(jon/red.bkn/D)