• Kontak
  • Tentang Kami
  • Beriklan di Bakin Online
Bakin Online
Advertisement
  • Home
  • Opini
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukum & Ham
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Staf Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukum & Ham
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Staf Redaksi
No Result
View All Result
Bakin Online
No Result
View All Result
Home Sekilas Info

“Burung Pipit Mati Massal di Bali” Fenomena apa ?

Bakin Pusat by Bakin Pusat
September 17, 2021
in Sekilas Info
0
burung pipit mati massal di bali .....

Bakinonline.com

0
SHARES
81
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Denpasar – Bakinonline.com

Hasil uji laboratorium terkait kematian massal burung pipit di area pekuburan di Kabupaten Gianyar, Bali, telah keluar. Uji laboratorium menunjukkan bahwa burung-burung tersebut tidak terkena penyakit infeksius.

“Kematian burung-burung tersebut tidak mengarah pada penyakit infeksius. Itu saja hasilnya,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar Made Santiarka, Jumat (17/9/2021).

Santiarka mengaku, mendapatkan hasil uji lab dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar pada Kamis (16/9/2021).

Ia menjelaskan penyakit infeksius bisa disebabkan oleh serangan mikroorganisme berupa bakteri, virus, jamur, dan parasit. Kematian burung-burung itu tidak disebabkan mikroorganisme tersebut.

BBVet Denpasar mengecek penyakit infeksius tersebut melalui pemeriksaan histopatologi. Kemudian hasil tes polymerase chain reaction (PCR) juga menunjukkan bahwa satwa tersebut negatif dari penyakit flu burung.

Untuk itu, Santiarka hingga kini belum mengetahui kepastian penyebab kematian burung-burung tersebut. Ia hanya bisa menduga bahwa burung tersebut mati karena kondisi alam, yakni berupa hujan deras dan angin kencang.

“Jadi kemungkinan pada saat hujan lebat tersebut ada gas, gas beracun terutama yang terhirup oleh burung-burung tersebut. Di samping itu juga karena terlalu banyak diguyur air, jadi dia agak keselek (tersedak),” ungkapnya.

Diketahui, selain di Bali, fenomena kejadian serupa juga ada di Cirebon Jawa Barat.

ia berpendapat, burung mati massal bisa juga karena asupan oksigen kurang, ia memastikan kematian burung tak terkait dengan penyakit infeksius.

BBVet Denpasar Ungkap ada Tiga Jenis Uji Lab Burung Viral Berjatuhan di Bali

“Terlalu banyak numpuk juga burungnya. Jadi kan asupan O2 atau asupan oksigen kurang. Jadi bisa saja karena kekurangan O2 juga dia mati. Di samping itu juga kemungkinan juga bisa matinya karena habis makan-makanan yang beracun,” ujarnya.

“Jadi sementara akhirnya itu saja bahwa sampel yang kita kirim itu tidak mengarah pada penyakit infeksius. Itu saja, untuk yang lainnya masih dugaan,” terangnya.

Karena belum diketahui kepastian penyebab kematian burung-burung tersebut, Santiarka berharap kepada Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar untuk mencari lebih lebih jauh apa penyebap kematian masal burung pipit tersebut.

Tapi nanti terserah lab-nya apakah mau diteliti lebih lanjut apa nggak. Kalau kita hanya menebak-nebak gitu kan enak pas. Dibilang hanya burungnya habis makan makanan beracun, tapi di mana dia dapat makan makanan beracun. Kan kita tidak bisa mengetahui,” paparnya.

“Ya kita kan sudah sampaikan terjadinya kejadian penyakitnya seperti ini. Terserah sekarang keaktifan dari pemeriksa. Kalau pengin tahu lebih jauh, ya silakan (diuji lebih jauh). Yang jelas ini kan masih aman karena dia tidak infeksius terhadap manusia, terhadap sesamanya di burung, terhadap hewan lain,” pungkasnya.

Diketahui, sebelumnya telah beredar sebuah video yang menampilkan burung-burung berjatuhan di tanah dalam keadaan basah viral di media sosial. Peristiwa tersebut terjadi di kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.

Video itu direkam oleh Kadek Sutika sekitar pukul 08.00 Wita. Setelah merekam video tersebut dirinya langsung mengunggah ke Facebook dan langsung viral beberapa menit kemudian.

“Ia awalnya saya rekam dulu itu, habis itu langsung unggah di FB. Kira-kira jam 8 lebih dikit (sudah viral). Enggak sampai setengah 9, kira kira jam 8 lewat seperempat rasanya sudah viral,” kata Sutika saat dihubungi detikcom, Kamis (9/9/2021) malam.

(enah/res.bkn/dk)

Denpasar – Bakinonline.com

Hasil uji laboratorium terkait kematian massal burung pipit di area pekuburan di Kabupaten Gianyar, Bali, telah keluar. Uji laboratorium menunjukkan bahwa burung-burung tersebut tidak terkena penyakit infeksius.

“Kematian burung-burung tersebut tidak mengarah pada penyakit infeksius. Itu saja hasilnya,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar Made Santiarka, Jumat (17/9/2021).

Santiarka mengaku, mendapatkan hasil uji lab dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar pada Kamis (16/9/2021).

Ia menjelaskan penyakit infeksius bisa disebabkan oleh serangan mikroorganisme berupa bakteri, virus, jamur, dan parasit. Kematian burung-burung itu tidak disebabkan mikroorganisme tersebut.

BBVet Denpasar mengecek penyakit infeksius tersebut melalui pemeriksaan histopatologi. Kemudian hasil tes polymerase chain reaction (PCR) juga menunjukkan bahwa satwa tersebut negatif dari penyakit flu burung.

Untuk itu, Santiarka hingga kini belum mengetahui kepastian penyebab kematian burung-burung tersebut. Ia hanya bisa menduga bahwa burung tersebut mati karena kondisi alam, yakni berupa hujan deras dan angin kencang.

“Jadi kemungkinan pada saat hujan lebat tersebut ada gas, gas beracun terutama yang terhirup oleh burung-burung tersebut. Di samping itu juga karena terlalu banyak diguyur air, jadi dia agak keselek (tersedak),” ungkapnya.

Diketahui, selain di Bali, fenomena kejadian serupa juga ada di Cirebon Jawa Barat.

ia berpendapat, burung mati massal bisa juga karena asupan oksigen kurang, ia memastikan kematian burung tak terkait dengan penyakit infeksius.

BBVet Denpasar Ungkap ada Tiga Jenis Uji Lab Burung Viral Berjatuhan di Bali

“Terlalu banyak numpuk juga burungnya. Jadi kan asupan O2 atau asupan oksigen kurang. Jadi bisa saja karena kekurangan O2 juga dia mati. Di samping itu juga kemungkinan juga bisa matinya karena habis makan-makanan yang beracun,” ujarnya.

“Jadi sementara akhirnya itu saja bahwa sampel yang kita kirim itu tidak mengarah pada penyakit infeksius. Itu saja, untuk yang lainnya masih dugaan,” terangnya.

Karena belum diketahui kepastian penyebab kematian burung-burung tersebut, Santiarka berharap kepada Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar untuk mencari lebih lebih jauh apa penyebap kematian masal burung pipit tersebut.

Tapi nanti terserah lab-nya apakah mau diteliti lebih lanjut apa nggak. Kalau kita hanya menebak-nebak gitu kan enak pas. Dibilang hanya burungnya habis makan makanan beracun, tapi di mana dia dapat makan makanan beracun. Kan kita tidak bisa mengetahui,” paparnya.

“Ya kita kan sudah sampaikan terjadinya kejadian penyakitnya seperti ini. Terserah sekarang keaktifan dari pemeriksa. Kalau pengin tahu lebih jauh, ya silakan (diuji lebih jauh). Yang jelas ini kan masih aman karena dia tidak infeksius terhadap manusia, terhadap sesamanya di burung, terhadap hewan lain,” pungkasnya.

Diketahui, sebelumnya telah beredar sebuah video yang menampilkan burung-burung berjatuhan di tanah dalam keadaan basah viral di media sosial. Peristiwa tersebut terjadi di kuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.

Video itu direkam oleh Kadek Sutika sekitar pukul 08.00 Wita. Setelah merekam video tersebut dirinya langsung mengunggah ke Facebook dan langsung viral beberapa menit kemudian.

“Ia awalnya saya rekam dulu itu, habis itu langsung unggah di FB. Kira-kira jam 8 lebih dikit (sudah viral). Enggak sampai setengah 9, kira kira jam 8 lewat seperempat rasanya sudah viral,” kata Sutika saat dihubungi detikcom, Kamis (9/9/2021) malam.

(enah/res.bkn/dk)

Previous Post

Aktivis Ingin Temui Gunernur Jabar Terkait Kasus Lahan Sentul City

Next Post

Gambar Mural Melanggar Ketertiban, Kini Ramai-ramai Akan Dilombakan …… ?

Bakin Pusat

Bakin Pusat

Next Post
gambar mural dianggap melanggar ketertiban kini akan dilombakan ....

Gambar Mural Melanggar Ketertiban, Kini Ramai-ramai Akan Dilombakan …… ?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bakin Online

Berita Aktual Investigasi Nasional – KANTOR HUKUM MEDIA BAKIN

PT. Bangun Kreasi Indonesia
Jl. Soekarno Hatta no. 636 Bandung – Jawa Barat

Kategori Berita

  • Ekonomi
  • Hukum & Ham
  • Lain Lain
  • Opini
  • Pariwisata
  • Politik
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Sosial Budaya

© 2021 Bakin Online - Berita Aktual Investigasi Nasional - KANTOR HUKUM MEDIA BAKIN

No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukum & Ham
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Staf Redaksi

© 2021 Bakin Online - Berita Aktual Investigasi Nasional - KANTOR HUKUM MEDIA BAKIN