Sudarjono, “Menoleh Kembali Sejarah Singkat HarKitNas 20 Mei”
Nasional – www.bakinonline.com
Pada setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (HarKitNas). Di tahun 2024 ini merupakan peringatan Harkitnas Ke-116 tahun. Mengutip dari laman resmi Kemdikbud Republik Indonesia, penetapan Harkitnas diambil dari tanggal berdirinya organisasi pergerakan nasional yaitu Boedi Oetomo.
Sejarah Singkat Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tanggal 20 Mei
Ilustrasi, Setiap tanggal 20 Mei rakyat Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Mengenang kembali sejarah singkat dan latar belakang Kebangkitan Nasional.
Hari Kebangkitan Nasional merupakan hari yang bersejarah untuk mengenang kembali bangkitnya bangsa Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan. Tanpa jasa para tokoh yang berjuang melawan kolonialisme saat itu. Peristiwa itu yang salah satu yang membangkitkan rakyat Indonesia untuk bersatu, kalau tidak ada peristiwa semangat bangki bersama, mungkin tidak akan merdeka seperti sekarang.
Ada tiga jasa R.A. Kartini terhadap Indonesia yang Menginspirasi
Untuk memperkuat rasa kebangsaan dan solidaritas di antara warga negara, sudah selayaknya kita semua menghormati dan memperingati Harkitnas.
Latar belakang kebangkitan nasional berawal dari situasi politik sosial yang ada di Hindia Belanda pada zaman dahulu. Sejak 17 September 1901, pemerintahan Belanda menerapkan politik etis di Indonesia.
Penerapan politik etis itu terjadi karena kebijakan tanam paksa yang dilakukan oleh Johannes van den Bosch, Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1901 yang lalu. Kebijakan itu dibuat untuk mengisi kembali kas Belanda yang habis setelah Perang Diponegoro pada sekitar tahun 1825-1830 dan Revolusi Belgia pada tahun 1830.
Kala itu, para petani Indonesia dipaksa untuk menanam tanaman yang memiliki komoditas ekspor tinggi, seperti teh, tembakau, fanili, kopi, dan tebu.
Para petani diwajibkan menggunakan seperlima tanahnya untuk menanam tanaman tersebut. Jika hal itu tidak dilakukan, mereka diwajibkan untuk bekerja di perkebunan pemerintahan selama 66 hari.
Penerapan politik etis ini kemudian memunculkan kesadaran di benak rakyat Indonesia yang terpelajar untuk memulai berbangsa dan bernegara. Hal ini membuat organisasi pergerakan berbentuk kooperatif dan radikal mulai bermunculan.
Dan saat itu salah satu organisasi yang muncul adalah Budi Utomo (BU) yang digagas oleh Dr. Wahidin Soedirohoesodo. Dirinya membuat organisasi Budi Utomo untuk membantu membiayai pendidikan para pemuda Indonesia yang pandai, tetapi memiliki halangan biaya.
Dan pada tahun 1907, Dr. Wahidin Soedirohoesodo berkeliling Jawa untuk mewujudkan gagasannya. Beruntungnya, gagasan itu mendapatkan tanggapan positif dari para siswa STOVIA.
Siswa STOVIA dan Dr. Wahidin Soedirohoesodo kemudian mengadakan pertemuan untuk mendirikan BU. Pertemuan ini berlangsung pada tanggal 20 Mei 1908. Dari hasil pertemuan itu, organisasi Budi Utomo didirikan dan Soetomo sebagai ketuanya.
Karena tidak mengambil jalur radikal dan politik untuk memperjuangkan kepentingan bangsa, organisasi Budi Utomo diperbolehkan untuk berdiri oleh pemerintah Belanda.
Sayangnya, karena memakai jalur yang damai, sebagian anggota Budi Utomo pun memilih untuk keluar dan bergabung dengan organisasi yang radikal.
Meski demikian, tak dapat dimungkiri besarnya pengaruh organisasi Budi Utomo untuk kemerdekaan dan kebangkitan Indonesia. Melalui bantuan pendidikan, rakyat Indonesia menjadi lebih pintar dan pandai sehingga pada akhirnya dapat merdeka dari kekangan penjajah.
Berkat besarnya pengaruh organisasi Budi Utomo pada Indonesia membuat pemerintahan Indonesia mengakui pengaruhnya. Peran penting dari organisasi Budi Utomo pun menjadi dasar bagi pemerintah untuk melahirkan Hari Kebangkitan Nasional.
Sehingga penetapan Hari Kebangkitan Nasional pun ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 1 Tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Hari Kebangkitan Nasional, yang jatuh pada tanggal 20 Mei.
Dalam Keppres itu pun, pemerintah menginginkan Harkitnas dirayakan setiap 20 Mei untuk menanamkan kesadaran masyarakat akan nilai sejarah perjuangan bangsa.
Dengan memperingati dan merayakan Hari Kebangkitan Nasional itu, rakyat Indonesia diharapkan dapat memiliki kepribadian yang lebih kuat, harga diri yang lebih tebal, rasa kebanggaan nasional, dan jiwa persatuan serta kesatuan yang kokoh. Namun, dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional itu tidak termasuk dalam ketetapan libur nasional.
Meski pun telah meraih kemerdekaan fisik pada tahun 1945, perjuangan Kebangkitan Nasional Indonesia tidak harus berhenti sampai disini. Kebangkitan Nasional Indonesia harus terus berproses dan keberlanjutan. Saat ini di Indonesia muncul banyak tantangan-tantangan baru, kita dihadapkan dengan berbagai persoalan kompleks di berbagai bidang.
Kebangkitan Nasional masih dirasa penting dan relevan, akhir-akhir ini Indonesia dihadapkan dengan adanya gejolak politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan, Indonesia perlu menghidupkan kembali semangat Kebangkitan Nasional untuk mengatasi tantangan-tantangan yang berkembang.
Di Bidang politik, kebangkitan nasional berarti memperkuat kedaulatan negara dan memastikan bahwa kekuasaan politik benar-benar berada di tangan rakyat, terutama dalam pemberantasan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang semakin transparan.
Di Bidang ekonomi, kebangkitan nasional menuntut penciptaan lapangan kerja yang lebih luas, pengentasan kemiskinan dan pengembangan ekonomi yang berkelanjutan, pemberdayaan ekonomi lokal dan perlindungan terhadap sumber daya alam.
Didang sosial, menuntut inklusi sosial yang lebih besar, penghormatan terhadap keberagaman budaya, dan peningkatan kualitas hidup bagi semua warga Negara, pendidikan yang berkualitas dan akses layanan kesehatan yang merata menjadi kunci untuk mencapai tujuan bangsa.
Selain itu, saat ini telah terjadi perusakan ekosistem dan kerusakan lingkungan diberbagai wilayah di Indonesia, Kebangkitan Nasional Indonesia harus mencakup komitmen yang kuat terhadap pelestarian lingkungan alam dan pengembangan energi terbarukan.
Kebangkitan Nasional dimasa kemerdekaan rakyat berhadapan dengan penjajah. Sedangkan Kebangkitan Nasional saat ini kita dihadapkan pada kekuatan oligargi yang masuk dalam pemerintahan dan dinilai ikut berpengaruh dalam pengambilan kebijakan pemerintah yang sangat dirasakan oleh rakyatnya. Untuk itu Kebangkitan Nasional masih rewlevan dan penting untuk terus dibangkitkan.
Darjono berharap, “Pemerintahan yang akan datang dapat menata kembali Indonesia untuk lebih baik lagi. Secara bersama-sama mengatasi tantangan-tantangan dan mewujudkan potensi yang ada sebagai negara besar yang maju dan berdaulat. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. Dengan Kebangkitan Bangsa Indonesia dapat membangun masa depan yang lebih cerah untuk generasi penerus bangsa,” harapnya;
“Dan untuk mencerdaskan bangsa dan mementaskan kemiskinan, benuju masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan,” pungkasnya.
(john/red.bkn/d)