• Kontak
  • Tentang Kami
  • Beriklan di Bakin Online
Bakin Online
Advertisement
  • Home
  • Opini
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukum & Ham
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Staf Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukum & Ham
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Staf Redaksi
No Result
View All Result
Bakin Online
No Result
View All Result
Home Sosial Budaya

Perayaan Hari Raya Waisak 2568 BE, Jatuh pada 23 Mei 2024

Bakin Pusat by Bakin Pusat
May 23, 2024
in Sosial Budaya
0
Perayaan Hari Raya Waisak 2568 BE, Jatuh pada 23 Mei 2024...

Perayaan Hari Raya Waisak 2568 BE, Jatuh pada 23 Mei 2024

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Perayaan Hari Raya Waisak 2568 BE, Jatuh pada 23 Mei 2024

Nasional- www.bakinonline.com

Berdasarkan SKB 3 Menteri Nomor 855, Nomor 3, dan Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024, Libur nasional dalam rangka Hari Raya Waisak 2568 BE jatuh pada Kamis (23/5/2024). Pada hari ini, seluruh umat Buddha di Indonesia merayakan Hari Raya Waisak sebagai penghormatan dan ketaantan ajaran Nya

Waisak sendiri merupakan hari suci agama Buddha yang dirayakan setiap waktu terang bulan atau purnama Sidhi. Bagi umat Buddha, Hari Raya Waisak bukan hanya sebuah perayaan, namun juga sebuah momen refleksi, dan penghormatan kepada ajaran Siddharta Gautama, sang Buddha.

Perayaan Hari Raya Waisak bertujuan untuk memperingati tiga peristiwa penting lahirnya Pangeran Siddharta, pencapaian Pangeran Siddharta menjadi Buddha, dan wafatnya Buddha Gautama (Pangeran Siddharta).

Bagi masyarakat Indonesia yang sedang meperingati Hari Raya Waisak selamat berbahagia dan bagi yang tidak merayakan, informasi ini dapat menjadi pengetahuan umum yang membantu kita untuk meningkatkan rasa toleransi antara sesama masyarakat beragama.

“Mengutip laman Britannica, istilah Waisak berasal dari kata Sansekerta Waisakha, Pali Vesakha”.

Hari Waisak sebagai peringatan kelahiran, pencerahan, dan kematian Sang Buddha, Siddhartha Gautama.

Sedangkan Waisak di berbagai negara dikenal dengan sebutan berbeda-beda. Misal di India, Hari Waisak juga dikenal sebagai Visakah Puja atau Buddha Purnima.

Lain lagi di Tibet, Waisak disebut Saga Dawa, di Malaysia dan Singapura disebut Vesak, dan di Thailand disebut Visakha Bucha.

Tujuan perayaan Hari Waisak untuk memperingati 3 hal di antaranya memperingati untuk kelahiran sang Buddha, Buddha mencapai pencerahan sempurna, dan peringatan kematian Buddha.

Kelahiran Siddharta Gautama :

Diketahui, Siddharta Gautama lahir pada 623 M di Taman Lumbini. Saat itu, Siddharta lahir dalam kondisi bersih tanpa noda, berdiri tegak, dan langsung dapat berjalan.

Oleh para pertapa yang berada di bawah pimpinan Asita Kaladewala, Siddharta diramal akan menjadi seorang Chakravartin (Maharaja Dunia).

Pasalnya, sang peramal melihaat 32 tanda pada tubuh Siddharta Gautama saat bayi, yang merupakan pertanda tentang kehidupan agung di masa depan.

Peramal itu mengatakan kepada ayah Siddharta, yaitu Siddhodana, bahwa kelak anaknya akan menjadi pemimpin yang hebat.

Di usia 35 tahun, Siddharta Gautama mendapat Penerangan Agung atau mencapai kesempurnaan dan menjadi Buddha di Bodh Gaya.

Ketika mencapai penerangan agung, tubuh Siddharta Gautama memancarkan enam sinar Buddha dengan warna biru (bhakti), kuning (kebijaksanaan), merah (kasih sayang), putih (suci), jingga (semangat), dan warna campuran.

Setelah mencapai Pencapaian Agung, Buddha Gautama bertualang untuk menyebarkan Dharma (kebenaran) selama 45 tahun lamanya.

Kematian Siddharta Gautama :

Siddharta Gautama meninggal dunia pada usia 80 tahun di Kusinara, India. Sebagai bentuk penghormatan terakhir, para pengikutnya diminta untuk sujud kepada Sang Buddha.

Keputusan untuk merayakan Trisuci Waisak sendiri dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia yang pertama di Sri Lanka pada 1950. Dan perayaan ini dilaksanakan pertama kali pada bulan Mei.

Makna Waisak bagi Umat Buddha

Waisak bagi umat buddha sangatlah penting, makna Waisak bagi Umat Buddha yakni sebagai bentuk refleksi, perhatian, welas asih di mana menjadi momen untuk merenungkan ajaran Buddha dan mengamalkannya.

Waisak mengingatkan umat Buddha untuk senantiasa hidup dalam kebajikan. Artinya, mempraktikkan ajaran Buddha lewat perbuatan baik dan bermurah hati.

Dalam mengimplementasi ajaran Buddha dalam Perayaan Hari Waisak dengan kegiatan lewat kunjungan ke kuil atau tempat ibadah, bersedekah, dan menampilkan simbol agama seperti menerbangkan lentera atau mengibarkan bendera. Dan ada juga dengan tradisi melepas burung atau hewan lain sebagai simbol pembebasan.

Selain itu, Perayaan Hari Waisak juga bisa dengan doa dan persembahan berupa lilin dan bunga, memandikan patung Buddha, mendengarkan ajaran para biksu, dan berbagi makanan vegetarian.

Pada inti dari perayaan Waisak adalah mendorong perdamaian, keharmonisan, pertumbuhan spiritual, dan penegasan nilai serta ajaran agama Buddha.

(sidart/resp.bkn/ab)

Previous Post

Sudarjono, “Menoleh Kembali Sejarah Singkat HarKitNas 20 Mei”

Next Post

Polda Jabar Menangkap 1 dari 3 DPO Pembunuhan Vina Cirebon

Bakin Pusat

Bakin Pusat

Next Post
Polda Jabar Menangkap 1 dari 3 DPO Pembunuhan Vina Cirebon...

Polda Jabar Menangkap 1 dari 3 DPO Pembunuhan Vina Cirebon

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bakin Online

Berita Aktual Investigasi Nasional – KANTOR HUKUM MEDIA BAKIN

PT. Bangun Kreasi Indonesia
Jl. Soekarno Hatta no. 636 Bandung – Jawa Barat

Kategori Berita

  • Ekonomi
  • Hukum & Ham
  • Lain Lain
  • Opini
  • Pariwisata
  • Politik
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Sosial Budaya

© 2021 Bakin Online - Berita Aktual Investigasi Nasional - KANTOR HUKUM MEDIA BAKIN

No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukum & Ham
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Staf Redaksi

© 2021 Bakin Online - Berita Aktual Investigasi Nasional - KANTOR HUKUM MEDIA BAKIN