Munas Ke 2 “Pumapala Indonesia” di Temanggung Jawa Tengah
Temanggung – bakinonline.com
Organisasi pecinta alam Putra Makukuhan Pecinta Alam (PUMAPALA) dilahirkan pertama kali dilingkup STM Pembangunan (Stemba) Temanggung, Jawa Tengah, pada tanggal 31 Juli 1980. Saat itu Pumapala merupakan salah satu kegiatan ekstra kulikuler bagi siswa yang ingin belajar berorganisasi tentang kecintaannya kepada alam dan kegiatan ketrampilan pendukung lainnya.
Perlu diketahui STM Pembangunan Temanggung (Stemba) sekarang menjadi SMK Negeri I Temanggung (kurikulum sama, selama 4 tahun). Namun demikian Pumapala hingga saat ini masih terus berjalan mengikuti kebijakan dan program ekstrakulikuler dari pihak sekolah, Seiring dengan penerimaan siswa baru, maka reorganisasi kepengurusan Pumapala pun dilakukan setiap satu tahun sekali.
Untuk mengembangkan organisasi Pumapala agar berperan lebih luas secara nasional diluar sekolah, maka pada tanggal 1 Januari 2018, anggota Pumapala dari alumi Stemba dan SMK Neg. 1 mengadakan acara “Munas Ke 1 Pumapala” dengan tambahan nama menjadi “PUMAPALA INDONESIA” atau “PI” Yang anggotanya dari para alumni Stemba dan SMK Neg. 1 Temanggung yang berminat, anggota Pumapala Indonesia saat ini tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Munas Ke 2 PUMAPALA INDONESIA
Genap lima tahun setelah Munas Ke 1 digelar. Kini Munas Ke 2 ‘Pumapala Indonesia’ dilaksanakan pada hari Minggu, 19 Pebruari 2023, mengambil tempat di GOR Stemba, Maron, Temanggung, Jawa Tengah. Dalam acara itu dihadiri oleh rekan-rekan anggota Pumapala Indonesia dari beberapa daerah di Indonesia dan adik-adik anggota Pumapala di lingkup sekolah.
Nampak anggota peserta dari perwakilan daerah mulai berdatangan. Maka pukul 09.30 WIB. Munas Ke 2 Pumapala Indonesia dibuka, diawali dengan menyanyikan bersama lagu Indonesia Raya, lagu Mars Pumapala Indonesia, Ikrar Pecinta Alam Indonesia dilanjutkan Sumpah dan Janji Pecinta Alam Pumapala Indonesia, kemudian sambutan-sambutan dan pembahasan/perubahan AD ART Pumapala Indonesia.
Karena telah terjadi wabah Covid-19 di Indonesia, maka kegiatan Pumapala Indonesia mengalami sedikit hambatan, seperti yang disampaikan Puji Waluyo ketua umum Pumapala Indonesia (PI) dalam sambutannya, ia sampaikan karena Covid-19 banyak rencana kegiatan yang belum dapat terlaksana.
“Banyak kegiatan Pumapala Indonesia (PI) yang tertunda karena Covid-19, mudah-mudahan pasca Covid-19 ini kita dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana,” ungkapnya.
Ngidiharno, menyampaikan, perlunya dalam organisasi terutama bagi generasi muda Pumapala untuk persiapan terjun langsung di tengah-tengah masyarakat.
“Dalam berorganisasi terutama bagi adik-adik, akan sangat beguna dan terasa penting setelah terjun di masyarakat, hal ini sudah saya alami sendiri” kata Ngudiharno.
Sri Handoko yang juga sebagai ketua ikatan alumni Stemba – SMK Negeri 1 Temanggung menyampaikan, perlunya kedisiplinan dan kepatuhan serta kebersamaan dalam mewujudkan suatu tujuan organisasi.
“Dalam berorganisasi harus disiplin, dan perlunya kebersamaan dalam mewujudkan tujuan organisasi, ‘Ora iso sak karepe dewe’ tidak bisa semaunya sendiri,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu Tri Setyo Budi kepala sekolah SMK Negeri 1 Temanggung yang juga sebagai Dewan Pembina Utama Pumapala/Pumapala Indonesia menyampaikan. Pecinta alam merupakan organisasi yang peduli untuk menjaga dan melestarikan alam, dituntut pula untuk dapat mengelola agar bumi dan alam bisa bersinergi dengan semua makluk hidup yang ada termasuk manusia. Dengan alam kita bisa bercocok tanam yang dapat menghasilkan makanan yang dibutuhkan, dari alam kita bisa mendapatkan hasil hutan, tambang, mineral, energi dan lainnya.
“Pecinta alam, selain menjaga dan melestarikan alam dituntut juga untuk dapat mengelola agar alam dan seisinya bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia dan mahkluk lainnya,” tuturnya.
Sudarjono yang akrap dengan panggilan Darjono atau pak John. Selaku penggagas dan pendiri pertama, Putra Makukuhan Pecinta Alam ‘Pumapala’ berharap, pecinta alam “Pumapala” (Pumapala Indonesia) selain melakukan kegiatan ketrampilan, harus mampu berdiri sendiri bersama masyarakat dan organisasi pecinta alam lainnya, untuk ikut serta mendukung program pemerintah dalam pembangunan nasional. Salah satu fungsi dari organisasi pecinta alam ialah melakukan kegiatan kolektif dalam melestarikan alam sebagai wujud kecintaannya terhadap alam semesta ‘bumi tanah air Indonesia,’ khususnya kepedulian terhadap lingkungan alam di sekitarnya.
“Pumapala Indonesia harus bisa menjalin kerja sama dengan semua elemen bangsa, untuk turut serta mencintai dan melestarikan alam, ‘bumi dan tanah air Indonesia’. Pecinta alam harus berani menyampaikan dan memberikan kritik sosial kepada pemerintah selaku pengambil kebijakan terkait dengan hal-hal pembangunan yang dinilai akan berdampak terhadap perusakan alam lingkingan,” Darjono berharap.
Darjono juga menyampaikan. untuk mengejawantahkan hal itu. Maka organisasi pecinta alam selain dapat bekerja sama dengan pemerintah juga harus berani menyampaikan dan menyuarakan kritik, koreksi, saran kepada pihak pemerintah sebagai pengambil kebijakan serta pihak swasta dalam pelaksanaan pembangunan yang kemungkinan dalam melaksanakan akan merusak alam dan ekosistim lingkungan, terutama pembangunan yang berdampak kepada bencana alam dikemudian hari. Hal itu merupakan salah satu upaya pencegahan tanggap bencana yang harus kita perhatikan.
“Selain mencintai dan melestarikan alam, pecinta alam harus berani mekritik, mengoreksi, memberikan saran kepada pemerintah yang berwenang selaku pengambil kebijakan, terutama pembangunan yang dapat berdampak kepada bencana alam dikemudian hari, jangan menunggu setelah terjadi bencana baru ramai-ramai melakukan efakuasi dan penanganan.” pungkas Darjono.
Acara Munas Ke 2 Pumapala Indonesia berjalan dengan lancar, sebelum usai terlebih dahulu diakhiri dengan Do’a bersama untuk Pumapala – Pumapala Indonesia dan untuk keselamatan kita semua, baik bagi anggota peserta yang hadir maupun anggota yang karena suatu hal tidak dapat hadir.
(eny/red.bkn/aa)