• Kontak
  • Tentang Kami
  • Beriklan di Bakin Online
Bakin Online
Advertisement
  • Home
  • Opini
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukum & Ham
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Staf Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukum & Ham
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Staf Redaksi
No Result
View All Result
Bakin Online
No Result
View All Result
Home Sosial Budaya

“Makna Idul Fitri ‘Lebaran’ Bagi Umat Muslim di Indonesia”

Bakin Pusat by Bakin Pusat
September 1, 2022
in Sosial Budaya
0
makna idul fitri dan lebaran bagi ....

bakinonline.com

0
SHARES
305
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

(oleh : Sudarjono, pengamat Sosial Budaya)

Garut – bakinonline.com

Idul Fitri atau sering disebut ‘Lebaran’ khususnya bagi masyarakat muslim di Indonesia sudah menjadi tradisi untuk bersilaturahmi dan merupakan momen yang sangat penting. Tahun ini jatuh pada hari Senin, 1 syawal 1443 H. (2 Mei 2022)

Hal ini karena ada agenda penting yaitu untuk melaksanakan sholat Idul Fitri berjama’ah atau bersama baik di masjid maupun di lapangan terbuka. Silaturahmi secara syariat merupakan amalan keutaman karena dinilai mampu menyambungkan rasa terputusnya relasi ‘Hablum Minannas’ atau hubungan sesama manusia karena suatu hal termasuk keberadaan yang saling berjauhan domisilinya.

Makna keutamaan dari silaturahmi diantaranya dapat memperpanjang umur serta melapangkan rezky.

Diketahui, peran dan fungsi wahyu dalam kehidupan masyarakat mengungkapkan sabda Rasulullah SAW.

“Bukanlah bersilaturhmi orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturahmi adalah yang menyambung apa yang putus.” (HR Bukhari) dari sabda Nabi Muhammad tersebut, jelas termaktub bahwa silaturahmi menyambung apa yang telah terputus dalam hubungan hablum minannas.

Manusia tidak terlepas dari dosa maupun kesalahan sehingga menyebabkan putusnya hubungan. Di titik inilah silaturahmi mempunyai peran penting dalam menyambung kembali apa-apa yang telah terputus tersebut.

Idul Fitri ‘Lebaran’ merupakan momen yang paling tepat bila di hari-hari sebelumnya belum mampu untuk  menyambungkan apa yang telah putus. Energi kembali ke ‘fitri’ turut mendorong manusia untuk berlomba-lomba mengembalikan jiwanya pada kesucian di hari Idul Fitri bagi yang mampu melakukannya.

Darjono, pengamat sosoal budaya menyampaiakan. Silaturahmi tidak harus menunggu Idul Fitri tapi dapat dilakukan kapan saja.

“Melaksanakan silaturahmi dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja, silaturahmi tidak harus menunggu berbulan-bulan hingga datangnya Idul Fitri hanya untuk meyambungkan apa yang telah putus, karena batas umur manusia tidak ada yang tahu. Untuk itu disaat ada kesempatan segera lakukanlah silaturahmi.” Darjono kepada wartawan Bakin, disela-sela kegiatan silaturahminya di Garut, Rabu (4/5/2022).

“Bagi siapapun akan merugi ketika nyawa tidak lagi dikandung badan bila masih menyimpan dosa dan kesalahan kepada orang lain” ujar Darjono.

Lebih lanjut Darjono menjelaskan, arti silaturahmi ditinjau dari sisi bahasa, silaturrahim adalah kata majemuk yang terambil dari kata bahasa Arab, ‘shilat dan rahim’. Kata shilat berakar dari kata ‘washl yang berarti menyambung dan menghimpun’. Ini berarti hanya yang putus dan terserak yang dituju oleh kata ‘shilat’. Sedangkan kata ‘rahim’ pada mulanya berarti kasih sayang, kemudian berkembang sehingga berarti pula peranakan (kandungan). Arti ini mengandung makna bahwa karena anak yang dikandung selalu mendapatkan curahan kasih sayang. Salah satu bukti yang paling konkret tentang silaturahmi yang berintikan rasa rahmat dan kasih sayang itu adalah pemberian yang tulus. Sebab itu, kata ‘shilat’ juga diartikan dengan pemberian atau hadiah.

Selain itu umat Islam memaknain Idul Fitri sebagai hari kemenangan, karena telah melewati dan menjalankan puasa Ramadhan selama 30 hari dan sholat Teraweh dimalam harinya setelah sholat Isak tentu saja bukan hal yang mudah untuk dijalannkan, disamping harus menjalankan kegiatan rutinitas dalam kesehariannya dengan menjalankan semua perintah Allah SWT. dan menjahui semua larangannya.

“Idul Firi ‘Lebaran’ telah kita lewati dengan sejuta kemenangan dan kesucian telah kita raih dengan menjalankan serangkaian kegiatan sholat Idul Firi bersama, saling bersilaturahmi mengunjungi orang tua (bagi yang sempat), berkunjung ke sanak saudara, tetangga, teman dan kerabat dekat, saling bermaaf-maafan. Untuk mengawali lembaran baru dalam menjalankan  kehidupan kedepan agar selalu mendapatkan ridho dari Allah SWT. dan untuk lebih baik lagi, Amiin Yra.” harap nya.

“Dalam Kesempatan ini Sudarjono dan keluarga serta seluruh staf redaksi Media Bakin mohon maaf lahir dan batin bila ada kekilafan dan hal-hal yang kurang berkenan” pungkasnya.

(ria/red.bkn/d)

Previous Post

Petani Kopi Kab. Temanggung Bagi-bagi Sedekah Kepada Pemudik Lebaran …

Next Post

“Ziarah Kubur Saat Idul Fitri dan Sebelumnya”

Bakin Pusat

Bakin Pusat

Next Post
ziarah kubur saat ......

“Ziarah Kubur Saat Idul Fitri dan Sebelumnya”

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bakin Online

Berita Aktual Investigasi Nasional – KANTOR HUKUM MEDIA BAKIN

PT. Bangun Kreasi Indonesia
Jl. Soekarno Hatta no. 636 Bandung – Jawa Barat

Kategori Berita

  • Ekonomi
  • Hukum & Ham
  • Lain Lain
  • Opini
  • Pariwisata
  • Politik
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Sosial Budaya

© 2021 Bakin Online - Berita Aktual Investigasi Nasional - KANTOR HUKUM MEDIA BAKIN

No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukum & Ham
  • Pariwisata
  • Sosial Budaya
  • Properti
  • Sekilas Info
  • Staf Redaksi

© 2021 Bakin Online - Berita Aktual Investigasi Nasional - KANTOR HUKUM MEDIA BAKIN