Delapan Pimpinan Tertinggi di Indonesia Sejak Awal Kemerdekaan
Sudarjono – www.bakinonline.com
Pimpinan tertinggi sejak awal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ada delapan tokoh yang pernah dan sedang menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Seorang Presiden dituntut memiliki tanggung jawab besar terhadap kemajuan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyatnya, yang dipilih setiap 5 tahun sekali.
Tugas dan wewenang seorang Presiden diatur dalam Pasal 4 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa Presiden adalah kepala kekuasaan eksekutif Negara. Ia bertanggung jawab atas pemerintahan, memiliki hak prerogatif untuk mengangkat dan memberhentikan menteri, serta berperan sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata.
Delapan Sosok Profil Tohoh Yang Pernah dan Sedang Memimpin Negeri ini :
Ke Satu, Soekarno (masa bakti 1945-1966)
Presiden pertama Indonesia, Soekarno, lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901. Soekarno adalah salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, dan menjabat sebagai Presiden Indonesia dari tahun 1945 hingga tahun 1966. Soekarno memimpin Indonesia saat masa sulit, terkait adanya agresi militer Belanda II. Keberanian dan kharismanya membuat dunia internasional mengakui dirinya sebagai Presiden pertama Indonesia.
Ke Dua, Soeharto (aasa bakti 1966-1998)
Presiden kedua Indonesia, Soeharto, lahir di Kemusuk, Yogyakarta, pada 8 Juni 1921. Soeharto menjadi presiden kedua melalui sidang istimewa MPRS pada tahun 1967, di masa pemerintahannya, dikenal sebagai masa Orde Baru, Soeharto memimpin dengan kebijakan stabilisasi politik dan program pembangunan nasional, seperti Pembangunan Lima Tahun (Pelita) dan Pembangunan Jangka Panjang.
Ke Tiga, B.J. Habibie (masa bakti 1998-1999)
Bacharuddin Jusuf Habibie (Habibie) adalah Presiden RI ketiga, lahir di Parepare pada 25 Juni 1936, Habibie merupakan seorang tokoh teknologi, menjadi presiden setelah Soeharto menyatakan berhenti sebagai Presiden, pada tahun 1998, meskipun Habibie menjabat selama 1 tahun 5 bulan. Namun, Habibie berhasil mengatasi krisis yang melanda Indonesia saat itu.
Ke Empat, Abdurrahman Wahid (masa bakti 1999-2001)
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah Presiden RI ke empat, lahir di Jombang pada 7 September 1940, Dus Dur dikenal sebagai Bapak Pluralisme, ia sangat menghargai keberagaman suku, agama, dan ras. Gus Dur juga dikenal sebagai pejuang hak asasi masyarakat sipil dan hak kaum minoritas.
Ke Lima, Megawati Soekarnoputri (masa bakti 2001-2004)
Megawati Soekarnoputri (Megawati) adalah Presiden RI ke lima, lahir di Yogyakarta pada 23 Januari 1947, Megawati merupakan Presiden wanita pertama di Indonesia. Megawati telah menguatkan demokrasi dengan pemilihan Presiden secara langsung dan mendukung berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ke Enam, Susilo Bambang Yudhoyono (masa bakti 2004-2014)
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah Presiden RI ke enam, lahir di Pacitan, Jawa Timur, pada 9 September 1949. SBY terpilih pertama kali sebagai Presiden untuk dua periode, selama kepemimpinannya, ekonomi Indonesia tumbuh stabil, utang negara terkendali, dan Indonesia memperluas hubungan internasional melalui kemitraan strategis.
Ke Tuju, Joko Widodo (masa bakti 2014-2024)
Joko Widodo (Jokowi) adalah presiden RI ke tujuh, lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961, Jokowi karier politiknya dimulai saat ia menjabat sebagai Wali Kota Solo pada tahun 2005-2012, setelah itu ia kemudian terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012. Kepemimpinannya ditandai dengan upaya-upaya memajukan perekonomian dan pemerataan pembangunan infra struktur.
Ke Delapan, Prabowo Subianto (masa bakti 2024-2029)
Prabowo Subianto (Prabowo), lahirkan di Jakarta pada 17 Oktober 1951, sebagai Presiden RI ke delapan sejak 20 Oktober 2024 hingga saat ini, yang akan berakhir pada 2029 nanti. Prabowo sebelumnya dikenal sebagai politikus, pengusaha, dan jenderal purnawirawan TNI, di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Sudarjono atau Darjono berharap, semoga delapan profil tokoh pemimpin tertinggi (Presiden) Republik Indonesia yang pernah dan sedang menjabat di Negeri ini, dapat menginspirasi kita untuk memilih dan menjadi pemimpin yang jujur, adil dan amanah, untuk mencerdaskan dan mensejahterakan rakyat secara adil.
“Siapa pun Presidennya harus ‘jujur, adil, amanah dan beretika’ Bekerja untuk kepentingan rakyat guna mencerdaskan dan mensejahteraka rakyatnya secara berkeadilan,” pungkas Darjono.
(ari/red.bkn/d)